Pendekatan Dalam Sistem Dinamik Oleh Najla Qurrata PDS5B23

Nama: Najla Qurrata Aini Putri Yusrizal

Kelas / NIM : 5B / 2103015179

Pendekatan Dalam Sistem Dinamik

Definisi Sistem Dinamik
    Sistem dinamik merupakan suatu metodologi untuk memahami berbagai masalah kompleks. Metodologi ini menempatkan titik berat pada pengambilan kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut memengaruhi tingkah laku masalah-masalah yang dapat dimodelkan secara dinamik dalam sistem (Richardson dan Pugh, 1986). Permasalahan dalam sistem dinamik dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh dari luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik berdasarkan filosofi kausal (sebab akibat) adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati, 2002; Muhammadi et al, 2001). Jadi kesimpulannya, sistem dinamik adalah suatu metodologi untuk memahami masalah kompleks dengan fokus pada pengambilan kebijakan dan dampaknya terhadap tingkah laku dalam sistem. 


Komponen Utama Sistem Dinamik
Sistem dinamik memiliki tiga komponen utama, yaitu : 

  1. Pengambilan Keputusan: Pengambilan keputusan adalah suatu usaha untuk menyelesaikan masalah dan melakukan sesuatu. 
  2. Analisis Sistem Umpan Balik: Sistem umpan balik berhubungan dengan penggunaan informasi secara tepat untuk mengambil keputusan tersebut. 
  3. Simulasi: Simulasi memberikan representasi kepada para pengambil keputusan terhadap hasil dari keputusan dimasa mendatang.

Karakteristik Model Sistem Dinamik
Forrester (1961) menyatakan bahwa model yang dikembangkan dengan sistem dinamik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  • Menggambarkan hubungan sebab akibat dari sistem
  • Sederhana dalam mathematical nature
  • Sinonim dengan terminology dunia industri, ekonomi, dan sosial dalam tata nama, dan
  • Dapat melibatkan perubahan yang tidak kontinyu jika dalam keputusan memang dibutuhkan


Tahapan Pendekatan Sistem Dinamik
Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik adalah :
  1. ldentifikasi dan definisi masalah
  2. Konseptualisasi sistem
  3. Formulasi model
  4. Simulasi model
  5. Verifikasi dan validasi rmdel
  6. Analisis kebijakan
  7. lmplementasi kebijakan
    Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik ini diawali dan diakhiri dengan pemahaman sistem dan permasalahannya sehingga membentuk suatu lingkar tertutup. 

Proses Pemodelan Sistem Dinamik
Proses pemodelan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut (Sterman 2000):
  1. Perumusan masalah dan pemilihan batasan dunia nyata. Tahap ini melibatkan kegiatan pemilihan tema untuk dikaji, penentuan variabel kunci, perencanaan waktu untuk mempertimbangkan masa depan sebagai pertimbangan, sejauh mana kejadian masa lalu berhubungan dengan akar masalah tersebut, dan selanjutnya mendefinisikan dinamika masalahnya.
  2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan teori perilaku terhadap masalahnya dan membangun peta struktur kausal melalui gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop diagram, Stock flow diagram, dan alat bantu lainnya. Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat, umum, atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada cara kita memahami dunia dan mengambil tindakan (Senge 1995).
  3. Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan, estimasi parameter, dan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  4. Pengujian mencakup pengujian melalui pembandingan dari model yang dijadikan referensi, pengujian kehandalan (robustness), dan uji sensistivitas.
  5. Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang diujicobakan dari hasil simulasi. Perancangan kebijakan mempertimbangkan analisis dampak yang ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda pula, serta keterkaitan antar kebijakan agar dapat bersinergi.

Tahapan Pemodelan Sistem Dinamik
Tahapan-tahapan pemodelan :
  1. Mendefinisikan masalah dan tujuan model
  2. Menentukan variabel tujuan
  3. Memilih variabel control
  4. Memilih parameter variabel kontrol
  5. Menguji model yang dihasilkan
  6. Melihat bagaimana model akan bekerja, memilih horizon waktu atau perilaku dinamis dalam waktu
  7. Jalankan model
  8. Mengganti parameter dengan alasan ekstrim
  9. Membandingkan hasil dengan data eksperimen
  10. Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada

Model Alternatif untuk Menyusun Model Dinamik
Muhammadi et al. (2001) menyatakan bahwa penyusunan model dinamik mengalami tiga tingkatan alternatif yaitu:

  • Verbal
    Model verbal adalah model sistem yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
  • Visual (analog model kualitatif)
    Deskripsi visual dinyatakan secara diagram dan menunjukkan hubungan sebab akibat banyak variabel dalam keadaan sederhana dan jelas. Analisis deskripsi visual dilakukan secara kualitatif.
  • Matematis
    Model visual dapat direpresentasikan ke dalam bentuk matematis yang merupakan perhitungan-perhitungan terhadap suatu sistem. Semua bentuk perhitungannya bersifat ekuivalen, yang mana setiap bentuk berperan sebagai alat bantu untuk dimengerti bagi yang awam.

Prinsip Pembuatan Model Dinamik
Menurut Sterman (2000) prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik dengan ciri-ciri seperti yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
  1. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam model;
  2. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di dalam model;
  3. Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan;
  4. Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusannya;
  5. Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan praktek-praktek manajerial; 
  6. Model harus dapat menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ekstrim.
Soal dan Jawaban
  1. Apa peran pengambilan kebijakan dalam metodologi sistem dinamik, dan bagaimana kebijakan dapat memengaruhi tingkah laku dalam sistem?
    Jawaban:
    Pengambilan kebijakan memiliki peran central dalam metodologi sistem dinamik. Keputusan kebijakan tidak hanya dipahami sebagai respons terhadap masalah, tetapi juga sebagai faktor yang memengaruhi tingkah laku dalam sistem. Metodologi ini menekankan bahwa untuk memahami masalah kompleks, penting untuk memahami dampak kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut berinteraksi dengan struktur internal sistem.

  2. Bagaimana integrasi antara ketiga komponen utama dalam sistem dinamik dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan?
    Jawaban:
    Integrasi ketiga komponen utama dalam sistem dinamik dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan dengan memastikan bahwa informasi dari analisis sistem umpan balik diterapkan dalam pengambilan keputusan. Simulasi dapat digunakan untuk menguji berbagai skenario berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, keputusan dapat diambil dengan mempertimbangkan dampaknya secara holistik, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan sistem dinamik tersebut.

  3. Mengapa kemampuan model sistem dinamik untuk melibatkan perubahan yang tidak kontinyu dianggap sebagai keunggulan, terutama dalam konteks pengambilan keputusan? Berikan contoh situasi di mana perubahan tidak kontinyu dapat menjadi faktor penting.
    Jawaban: 
    Kemampuan model sistem dinamik untuk melibatkan perubahan yang tidak kontinyu dianggap sebagai keunggulan karena keputusan dalam kehidupan nyata seringkali melibatkan perubahan mendadak atau transisi yang tidak terduga. Contohnya, dalam manajemen rantai pasok, model yang mampu menggambarkan dampak dari perubahan tiba-tiba dalam permintaan atau pasokan dapat membantu organisasi merespon secara efektif terhadap situasi krisis atau peluang yang tak terduga.

  4. Jelaskan peran "Simulasi model" dalam tahapan pendekatan sistem dinamik. Mengapa penting untuk mensimulasikan model sebelum menerapkannya dalam suatu kebijakan?
    Jawaban:
    Simulasi model melibatkan penggunaan model matematis untuk menggambarkan perilaku sistem dan menguji skenario-skenario berbeda. Penting untuk mensimulasikan model sebelum implementasi kebijakan karena ini memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi potensi dampak kebijakan tanpa harus menerapkannya di dunia nyata. Dengan simulasi, dapat dievaluasi berbagai opsi kebijakan dan memahami bagaimana sistem akan merespons terhadap perubahan tertentu.

  5. Apa peran utama model mental dalam formulasi hipotesis dinamis dalam konteks pemodelan sistem dinamik?
    Jawaban: 
    Model mental berperan sebagai dasar untuk membangun hipotesis dinamis. Sebagai asumsi yang mendalam, model mental memengaruhi cara kita memahami dunia dan tindakan yang diambil. Dengan bantuan alat seperti causal loop diagram, model mental membantu merinci struktur kausal dan memvisualisasikan hubungan antar variabel.

  6. Mengapa penting menjalankan model dan mengganti parameter dengan alasan ekstrim dalam tahap pemodelan sistem dinamik?
    Jawaban:
    Menjalankan model dengan parameter ekstrim membantu mengidentifikasi batasan dan sensitivitas model terhadap perubahan parameter. Ini memungkinkan analisis terhadap skenario ekstrim untuk memahami bagaimana sistem dapat bereaksi dalam kondisi yang ekstrem. Hal ini dapat membantu merancang kebijakan atau strategi yang tangguh dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi.

  7. Jelaskan bagaimana model matematis dapat merepresentasikan model visual dalam penyusunan model dinamik. Apa keuntungan utama penggunaan model matematis dalam analisis sistem dibandingkan dengan model verbal atau visual?
    Jawaban:
    Model matematis dapat merepresentasikan model visual dengan mengkonversi elemen-elemen grafis ke dalam rumus matematika. Keuntungan utama model matematis adalah dapat melakukan analisis kuantitatif yang lebih rinci dan presisi, misalnya, menyusun persamaan diferensial untuk menggambarkan perubahan suatu variabel terhadap waktu dalam suatu sistem.

  8. Mengapa struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model dinamik harus sesuai dengan praktek-praktek manajerial? Bagaimana kesesuaian ini dapat memperkuat validitas model?
    Jawaban:
    Kesesuaian struktur kaidah pembuatan keputusan dengan praktek manajerial penting agar model dapat memberikan wawasan yang relevan dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Jika struktur keputusan dalam model tidak sesuai dengan praktik manajerial, hasil analisis dan rekomendasi model mungkin tidak dapat diimplementasikan dengan efektif oleh praktisi.

  9. Apa arti dari "sederhana dalam mathematical nature" dalam konteks karakteristik model sistem dinamik? Bagaimana sederhananya aspek matematis memengaruhi pengembangan dan pemahaman model tersebut?
    Jawaban: 
    "Sederhana dalam mathematical nature" berarti bahwa model sistem dinamik dirancang dengan formulasi matematis yang relatif mudah dimengerti dan diimplementasikan. Keberhasilan model tersebut tidak bergantung pada kompleksitas matematis yang berlebihan. Sederhananya aspek matematis memengaruhi pengembangan dan pemahaman model dengan membuatnya lebih mudah diakses oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk yang mungkin tidak memiliki latar belakang matematika yang mendalam.

  10. Bagaimana proses evaluasi dan perancangan kebijakan dilakukan berdasarkan hasil simulasi? Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang kebijakan?
    Jawaban:
    Evaluasi melibatkan analisis dampak, kehandalan model pada skenario yang berbeda, dan keterkaitan antar kebijakan. Faktor yang perlu dipertimbangkan mencakup dampak kebijakan, tingkat ketidakpastian, dan bagaimana kebijakan dapat bersinergi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Link PowerPoint: PowerPoint Slide.

Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id / OLU.

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 2 : Pengantar Kriptografi oleh Najla Qurrata

Tugas Trafik Untuk Nilai Tambahan UAS Oleh Najla Qurrata 4C

Kriptografi Klasik Oleh Najla Qurrata